Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2018

Khutbah Khusus

Kalau Bukan Karena Aku, Motivasi Untuk Ikhlas 5 OCTOBER 2016 BY  ADMIN LEAVE A COMMENT Berupaya untuk menjadi orang yang ikhlas, sungguh perkara yang berat. Sebab, orang yang ikhlas butuh pengorbanan yang tidak sedikit. Bukan korban harta atau korban nyawa. Tapi, berkorban melawan keinginan hati. Jangan dikira melawan keinginan hati itu suatu perkara yang sepele. Bahkan butuh kepada upaya yang sungguh-sungguh dan tekad yang membaja. Badan yang kekar tidak menjamin akan kuat dalam melawan keinginan hati. Watak yang keraspun bukan menjadi pertanda kokohnya dia dalam mengendalikannya. Bahkan, mayoritas manusia tidak bisa menjadi orang ikhlas yang sebenarnya. Sobat muda, saat kita berperan dalam suatu permasalahan, kemudian betul-betul mengupayakan tercapainya hal tersebut, ingin rasanya jerih payah kita dihargai. Sekadar ucapan terima kasih, atau apalah sebagai harga jerih payah yang kita lakukan. Tapi bila upaya kita tidak di hargai, tidak di toleh dan tidak diperhatikan, d...

Muthala'ah ulang

📣 Seandainya Tidak Ada Aku ... 🌵 Ada semacam bangga ketika biasa memberikan sesuatu kepada orang lain. Rasanya menjadi lebih baik dari selainnya. Karena kita sebagai pemberi, telah memberikan jasa dan kebaikan. Sehingga kita menganggap diri kita mempunyai hak yang harus ditunaikan oleh orang tersebut. Buktinya, ketika orang tadi diam, tidak berterima kasih, ada sesuatu dalam diri kita. ⚖️ Apakah demikian? Siapakah yang menjamin bahwa pemberi lebih baik dari yang diberi? Padahal belum tentu sang pemberi adalah orang yang ikhlas, tanpa pamrih manusia. Bisa jadi pula sang penerima adalah seorang yang menjaga kehormatannya, bukanlah tipe orang yang suka meminta-minta. 👑 Bukankah bangga diri, merasa lebih baik dari orang lain itu adalah ujub? Bukanlah ujub adalah pangkal kesombongan? Sementara Allah subhanahu wata'ala mengharamkan surga bagi manusia yang sombong. Nampaknya kita harus sering memberi dan berbagi, agar hati bisa selalu berlatih untuk ...

Ujub 9

K9 💥⚠⛔🔥 BAHAYA UJUB DAN MEMUJI DIRI SENDIRI!! ✍🏼 Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah berkata: «الإنسان لا يمدح نفسه ويعجب بعمله لئلا يبطل عمله» "Seseorang jangan memuji dirinya sendiri dan merasa ujub dengan amalnya, agar tidak menjadikan amalnya sia-sia!" 📚 Masail Ilmiyyah wa Fatawa Syar’iyyah, hlm. 17 🌍 Sumber || https://twitter.com/SFawzaan/status/910615556847489024 ⚪ WhatsApp Salafy Indonesia ⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/forumsalafy 💎💎💎💎💎💎💎💎💎 ******************** 💐🌻🌹🌷 MEMBIASAKAN MENGANGGAP DIRI SENDIRI PENUH KEKURANGAN AKAN MENCEGAH SIFAT...

Riya dan Ujub

>><< ✍&#127995; Adapun yang diriwayatkan dari sebagian salaf bahwa ia meninggalkan ibadah karena takut riya', hal tersebut dibawa kepada bahwa mereka merasakan dalam diri mereka suatu hal tazayyun (memperindah-indah amalan di hadapan manusia). Sehingga mereka pun memutusnya."  ☝&#127995;Hal ini benar sebagaimana yang beliau katakan. Dan termasuk di dalamnya adalah perkataan al-A'masy, "Dahulu aku sedang bersama Ibrahim an-Nakha'iy dan beliau sedang membaca mushaf. Kemudian seseorang memohon izin (untuk bertemu beliau). Maka beliau menutup mushaf-nya lalu berkata, _"Jangan sampai ia mengira bahwa aku membaca Al-Qur'an setiap saat"."_ ❗**Dan apabila ia tidak meninggalkan ibadah karena takut terjatuh kepada Riya' (KETIKA melaksanakannya) maka yang LEBIH UTAMA lagi untuk ia tidak meninggalkannya karena takut 'ujub (terkagum-kagum) yang masuk (ke dalam dirinya)  SETELAH melaksanakan ibadah."** &#128214; Al-A...

🚇DALAM BERBAGAI URUSANMU BERMUSYAWARAHLAH, JANGANLAH BERJALAN SENDIRI!! ❱ Disampaikan oleh Al-Ustadz Usamah bin Faishal Mahri hafizhahullah ◈ Allah menurunkan perintah melalui Rasul-Nya -ﷺ- untuk saling bermusyawarah: 《 وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ 》 “Dan musyawarahlah dengan mereka dalam urusanmu ...” [QS Ali Imraan: 159] ※ Para ulama tafsir seperti at-Thabari sebutkan rahimahullah, “Ada sedikit perbedaan apa yang dimaksud dengan 'urusan' ini yang Rasul-Nya diperintah oleh Allah untuk bermusyawarah dengan para shahabatnya. Dikalangan mereka ada yang mengatakan musyawarah dalam taktik dan peperangan.” Hal itu, Allah syariatkan guna membuat senang hati para shahabat Rasul, mereka dianggap, diambil pendapatnya, dimusyawarahkan perkara itu dengan mereka selain itu untuk menguatkan agama mereka. Dengan mereka menyadari, mereka termasuk orang yang di dengar, orang yang diambil dan diperhitungkan pendapatnya dalam kondisi Allah subhanahu wa ta'ala telah mencukupi Rasul-Nya dengan wahyu dan segala yang Allah tentukan untuk Rasul-Nya -ﷺ-. Demikianlah sebagai tasyri' (syariat) bagi ummat, Rasul pun diperintah oleh Allah untuk bermusyawarah dengan mereka. ※ Ada juga para aimmah menafsirkan 《 وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ 》 dalam pengurusan dan pengaturan dakwah dan segala sesuatu yang terkait dengan agama ini. Untuk diketahui mana yang paling benar atau lebih dekat kepada kemaslahatannya karena ayat ini menjelaskan keutamaan dan fadhilahnya bermusyawarah. Demikian yang disebutkan oleh Adh-Dhahhaq Ibnu Muzahim. ※ Ada juga dikalangan Salaf yang menafsikan, Allah perintahkan Rasul-Nya untuk bermusyawarah dengan para shahabatnya dalam perkara yang memang yang Allah syariatkan dan Allah anjurkan untuk itu dimusyawarahkan dengan mereka. Padahal Allah telah mencukupi Rasul-Nya dengan segalanya. Ini sebagai qudwah dan tauladan bagi mukminin kepada Imam terbesar mereka, Rasulullah -ﷺ-. ◈ Juga dalam ayat, ketika Allah memuji kaum mukminin 《 وَأَمْرُهُمْ شُورَىٰ بَيْنَهُمْ ... 》 “Sedang dalam urusan mereka, selalu bermusyawarah diantara mereka ...” [QS Asy-Syura: 38] Demikian mukminin yang mengerti iman dan mengikuti Rasulnya -ﷺ-, mengamalkan apa yang diperintah oleh Allah, dan yang dicontohkan oleh Rasul-Nya -ﷺ-. Dengan itu aman, terjaga mereka dari fitnah dan tipuan, godaan syaitan yang ingin menyesatkan mereka dari jalan Allah subhanahu wa ta'ala, maka Allah syariatkan ini kepada mereka. * * * Disebut musyawarah artinya mengambil, mendengar pendapat dari orang lain yang terambil ini dari kata bahasa Arab, ▸ { Syurtud Daabbah } ketika kamu mengeluarkan binatang ternak yang kamu miliki dari tempatnya ▸ { 'Asyartul 'asl } disebut demikian ketika kamu memeras atau mengeluarkan madu dari rumahnya Maka disebutkan musyawarah, kamu keluarkan, kamu ambil apa yang menjadi pendapat atau arahan dari saudara-saudaramu yang lain, mukminin. ◈ A'isyah radhiyallahu ta'ala 'anha, ummul mukminin menyebutkan: “Aku tidak pernah tahu seseorang yang paling sering bermusyawarah dengan yang lain dari Rasulullah -ﷺ-.” Dalam kondisi Rasulullah |✓| Turun wahyu kepadanya |✓| paling sempurna akalnya |✓| paling matang dan paling bijak buah pikirannya. ◈ Oleh karenanya kata Imam Ibnu Athiyah rahimahullah, “Musyawarah termasuk dari kaidah-kaidah/pijakan dalam syariat yang mulia, termasuk hukum yang 'azhimah/kokoh dan teguh bagi seorang 'alim.” Oleh karenanya kata Ibnu Athiyah, “Yang tidak bermusyawarah dengan ahlul ilmi, yang tidak bermusyawarah dengan ahlud deen, maka wajib orang seperti ini untuk disingkirkan.” |x| Jalan sendiri, maunya sendiri |x| menganggap dirinya cukup dengan apa yang dia jadikan kesimpulan sendiri |x| merasa cukup dengan pendapat peribadinya |x| jalan sendiri tidak mau bermusyawarah, tanya kepada orang yang berilmu, bermusyawarah dengan orang yang faham agama ... Bahkan tidak mau diajak bermusyawarah dan tidak pernah mau datang jika diajak bermusyawarah.

&#128647;DALAM BERBAGAI URUSANMU BERMUSYAWARAHLAH, JANGANLAH BERJALAN SENDIRI!! ❱ Disampaikan oleh Al-Ustadz Usamah bin Faishal Mahri hafizhahullah ◈ Allah menurunkan perintah melalui Rasul-Nya -ﷺ- untuk saling bermusyawarah: 《 وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ 》 “Dan musyawarahlah dengan mereka dalam urusanmu ...” [QS Ali Imraan: 159] ※ Para ulama tafsir seperti at-Thabari sebutkan rahimahullah, “Ada sedikit perbedaan apa yang dimaksud dengan 'urusan' ini yang Rasul-Nya diperintah oleh Allah untuk bermusyawarah dengan para shahabatnya. Dikalangan mereka ada yang mengatakan musyawarah dalam taktik dan peperangan.” Hal itu, Allah syariatkan guna membuat senang hati para shahabat Rasul, mereka dianggap, diambil pendapatnya, dimusyawarahkan perkara itu dengan mereka selain itu un...

Ujub 8

⅞&#128647;DIDIKLAH DIRI DI ATAS SIFAT TAWADHU' - JANGAN MERASA SEPERTI MASYAYIKH & SUKA KETINGGIAN Imam Hafidz Ahli Sejarah Islam, Abu Abdillah adz-Dzahaby menulis kitab Dzailu Diiwanidh Dhu'afa (Kumpulan Orang-Orang Lemah). Dan yang aneh serta mengherankan adalah bahwa beliau memasukkan dirinya termasuk di antara mereka. Beliau mengatakan pada no urut 345 (1/56): “Muhammad bin Ahmad bin Utsman al-Fariqy buruk hafalannya, bukan orang yang mutqin dan bukan orang yang bertaqwa. Semoga Allah Ta'aalaa memaafkannya.” Sekian. Yang menukil perkataan beliau ini mengatakan: “Sungguh mulia Imam adz-Dzahaby dengan sifat tawadhu'nya yang menakjubkan. Bandingkan diri kita dengan imam yang besar ini. Bandingkan dengan orang yang mengatakan (tentang dirinya): “Aku ......” atau “Kami .... “ atau “Kami katakan ...” atau “Bagi kami ....”. // •• // •• // •• // ••| Berkata al-Mak...

Ujub 7

&#128647;MUSIBAH TERBESAR YANG MENIMPA PARA PENUNTUT ILMU & DA'I (➊) MUSIBAH TERBESAR ❱ Al-Imam Abu Hatim al-Busthy rahimahullah berkata: { أعظم المصائب سوء الخلق. } [+] “Musibah terbesar adalah akhlak buruk.” &#128218;[Raudhatul Uqala', hlm. 200] (➋) DIANTARA PENYEBAB KERUSAKAN AKHLAQ ❱ Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu berkata: { فساد الأخلاق بمعاشرة السفهاء. } [+] “Kerusakan akhlaq karena bergaul dengan orang-orang dungu.” &#128218;[Sirajul Muluk, hlm. 178] (➌) BERGAUL DENGAN ORANG YANG DUNGU AKAN MENJAUHKAN DIRI DARI ALLAH ❱ Al-Hasan al-Bashry rahimahullah berkata: { هجران الأحم...